Minggu, 29 Mei 2011

White Hole Kemungkinan Hadir di Alam Semesta





Anda pernah mendengar black hole? Ia merupakan sebuah celah gelap di ruang angkasa yang menghisap seluruh benda yang ada di sekelilingnya dan melemparnya ke ruang ketiadaan. Kini sejumlah ilmuwan menyebutkan bahwa pernah ada bukti akan adanya lawan dari black hole.

Kebalikan dari black hole, white hole atau lubang putih tidak menghisap benda di sekeliling namun memuntahkan material yang berasal dari tempat antah berantah ke alam semesta kita.

Alam semesta kita sendiri merupakan tempat yang aneh, dan lubang hitam merupakan salah satu hal yang paling aneh yang hadir di dalamnya. Namun secara matematik, lubang hitam harusnya bisa dibalikkan, artinya, ada sesuatu yang memuntahkan material, tidak menghisapnya.

Dikutip dari Dvice, 27 Mei 2011, lubang putih beroperasi dengan modus yang berbeda dengan lubang hitam. Mereka mendadak muncul untuk masa waktu yang singkat. Mereka kemudian melontarkan sejumlah material ke alam semesta lalu mereka sendiri runtuh, membentuk lubang hitam dan kemudian tidak pernah tampak lagi.

Perilaku lubang putih seperti ini sangat sulit untuk diamati. Namun peneliti yakin bahwa mereka telah menemukan salah satu di antaranya.

Pada tahun 2005 lalu, sebuah tembakan sinar gamma berhasil terekam namun ia tidak hadir bersama dengan supernova yang umumnya memicu hadirnya lontaran sinar gamma tersebut. Ada kemungkinan, ia hadir akibat runtuhnya sebuah lubang putih.

Yang menarik seputar lubang putih adalah pembentukan material mereka serupa dengan apa yang disebut Big Bang, atau yang disebut-sebut merupakan fenomena terbentuknya seluruh alam semesta. Ini membuat white hole disebut juga sebagal ‘Small Bangs’.

White hole tidak memiliki koordinat ruang dan waktu yang pasti dan tidak bisa dideteksi sama sekali. Mereka bisa secara mendadak muncul kapan saja, di mana saja dan melakukan aktivitas mereka sebelum kembali menghilang.

Sejauh ini, keberadaan white hole memang masih bersifat dugaan. Akan tetapi, black hole juga hanya merupakan dugaan sampai keberadaannya benar-benar diketahui pada beberapa dekade terakhir. Dan seperti yang diucapkan oleh fisikawan Murray Gell-Mann, apapun yang tidak dilarang adalah wajib. Artinya, setidaknya dari sudut pandang mekanikal kuantum, lubang putih pasti ada di salah satu sudut alam semesta.

Kamis, 26 Mei 2011

Jejak Piramida di Mesir Ditemukan Melalui Satelit

Jejak Piramida di Mesir Ditemukan Melalui Satelit
stock.xchng
 
Arkeolog dunia baru-baru ini menemukan belasan piramida baru terkubur di kota purba Tanis, Mesir. Pencarian yang dilakukan lewat satelit itu juga menemukan mumi keluarga Kerajaan Mesir.

Menurut laporan berita BBC, piramida terdeteksi lewat bantuan pengideraan infra merah satelit NASA di Birmingham, Inggris. Sinar infra merah dapat meneropong, menembus bangunan bawah tanah. Rekaman gambar infra merah menunjukan adanya pola jalan dan rumah di Tanis, salah satu kota paling misterius di dunia yang pernah menjadi ibukota Mesir kuno pada sekitar abad 3150 SM.

Para arkeolog memperkirakan juga ada 1.000 makam dan 3.000 pemukiman dari zaman dahulu di sekitar area piramida. Dr. Sarah Parcak, arkeolog pelopor penggunaan satelit untuk pencarian jejak situs purbakala, berujar, "Ini merupakan situs yang dekat dengan permukaan. Ada ribuan lainnya yang tertutup oleh endapan lumpur Sungai Nil." Selanjutnya kini dilakukan penggalian terhadap sejumlah temuan. Sarah yakin, masih banyak yang akan ditemukan jika penggalian segera dilakukan, lebih-lebih jika menelusuri aliran Sungai Nil.

Pengindraan jauh dengan satelit untuk melacak benda bersejarah semacam ini bisa dilakukan lantaran warga mesir kuno membangun rumah-rumah yang terbuat dari bata lumpur. Struktur bangunan pun padat sehingga bentuk lancip rumah serupa piramida mudah terdeteksi.

Astronom Ungkap Peta Alam Semesta


Map of Universe (T.H. Jarrett (IPAC/SSC)Pernahkah Anda membayangkan seperti apa gambaran alam semesta? Ini mungkin terlalu kompleks. Namun, para astronom Inggris berhasil membuat terobosan: memetakan alam semesta secara tiga dimensi.

Adalah para ilmuwan dari University Portsmouth yang membuat peta 2MASS Redshift Survey (2MRS) yang mencakup jarak 380 juta tahun cahaya, 45.000 galaksi tetangga. Untuk diketahui diameter Galaksi Bima Sakti saja sepanjang 100.000 juta tahun cahaya.

Ini adalah peta alam semesta tiga dimensi yang paling baru dan lengkap -- mengungkap detail terbaru tentang posisi kita di alam semesta.

"Saya berbicara atas keinginan kita semua untuk memahami tempat kita di alam semesta," kata Karen Masters dari University of Portsmouth, seperti dimuat FOXnews, 25 Mei 2011 . Tapi pekerjaan masih panjang. "Saya tak akan gembira jika kita tak punya peta Bumi yang lengkap. (Demikian pula dengan peta semesta), akan menyenangkan bila kita memiliki yang lengkap."

Peta terbaru ini menggunakan data dari Two-Micron All-Sky Survey (2MASS) Redshift Survey (2MRS) yang membutuhkan waktu 10 tahun untuk memindai langit malam, lengkap denan cahaya mendekati inframerah. Survei ini menggunakan dua teleskop di Bumi yang berada di Observatorium Fred Lawrence Whipple, di Mount Hopkins, Arizona dan Cerro Tololo Inter-American Observatory di Chile.

Survei ini juga memetakan secara detail area yang sebelumnya tersembunyi di balik Galaksi Bima Sakti untuk lebih memahami pengaruh gerakan mereka terhadap bagian alam semesta lain. (umi)
• VIVAnews

Selasa, 24 Mei 2011

Selamat Datang Kepunahan Global

 Los Angeles: Menurut sebuah penelitian baru-baru ini, tingkat kepunahan global mencapai 160 persen atau sudah melewati batas. Beberapa tahun terakhir, sejumlah penelitian juga memprediksi bahwa perusakan habitat akan meningkat dari 20 persen hingga 50 persen untuk semua spesies di Bumi dalam 500 tahun.

Berdasarkan penelitian Stephen Hubbell, ekolog Universitas California, Los Angeles, banyak spesies yang hampir punah, meskipun hal tersebut tidak akan secepat yang dikhawatirkan. "Kabar baiknya adalah kita masih punya banyak waktu untuk bisa menyelamatkan beberapa spesies," kata Hubbell. Kabar buruknya, tegas Hubbell, adalah hilangnya berbagai habitat di abad 21 seperti cagar alam yang dapat mempercepat kepunahan ini.

Tidak ada bukti atau metode langsung yang dapat menunjukan tingkat kepunahan, jadi kebanyakan ilmuwan menggunakan metode tidak langsung untuk memperkirakan kecepatan punahnya flora dan fauna. 

Metode tersebut mengkalkulasi tingkat spesies baru yang ditemukan ketika lokasi habitat baru ditemukan, yang disebut species-area relationship (SAR), berbanding terbalik dengan kurva prediksi jumlah spesies yang akan punah di lokasi habitat yang rusak dengan luas yang sama.

Menurut Hubbell metode tersebut kurang tepat, karena lahan yang hilang lebih banyak dibandingkan dengan penemuan spesies barunya. Oleh karena itu, hanya satu jenis spesies yang harus ditemukan di area yang dianggap sebagai lokasi populasi baru.(NationalGeographic/ADO)

sumber : liputan 6

Minggu, 22 Mei 2011

"Kingdom" Makhluk Hidup Baru

Meredith JonesDua sel jamur dari garis purba. Masing-masing memperlihatkan flagellum melengkung seperti ekor berwarna merah pada salah satu tahap siklus hidupnya.

KOMPAS.com — Ilmuwan dari Inggris menemukan jenis makhluk hidup mikroskopis serupa jamur. Meski mirip, ilmuwan mengatakan bahwa makhluk hidup tersebut bisa jadi merupakan kingdom makhluk hidup baru, di luar jamur atau fungi, mikroba, tumbuhan, dan hewan.
Para ilmuwan memberi nama cryptomycota pada makhluk hidup yang diduga kingdom baru itu, yang artinya "yang tersembunyi dari kingdom fungi". Diketahui, cryptomycota memiliki tiga fase hidup, yaitu sebagai parasit alga, organisme mandiri yang mencari makanan, dan masa dormansi.
Dugaan kingdom baru diawali dari hasil analisis genetika molekuler beberapa spesies yang dibawa ilmuwan dari lapangan. Ilmuwan menemukan bagian DNA yang terkait dengan jamur dan bagian lain yang menunjukkan perbedaan yang jelas dengan jamur.
Analisis karakteristik sel juga membuktikan perbedaan cryptomycota dengan jamur. Selain memiliki membran sel, spesies yang termasuk dalam kingdom jamur memiliki dinding sel. Tetapi, analisis histologis membuktikan bahwa cryptomycota tak memiliki dinding sel.
Saat ini ilmuwan memang baru menemukan 10 persen dari semua spesies jamur yang ada, tetapi semua sub-grup jamur sebenarnya sudah ditemukan. Hal ini membuat beberapa ilmuwan yakin bahwacryptomycota adalah kingdom makhluk hidup baru.
"Ini akan menjadi menarik dengan kontroversi yang nanti akan muncul. Apakah ini merupakan jamur atau bukan?" kata Tim James, ilmuwan dari University of Michigan. Menurutnya, penemuan ini mengejutkan karena mampu mengusik taksonomi jamur.
Untuk membuktikannya, serangkaian penelitian harus dilakukan. Langkah pertama adalah berupaya menumbuhkan cryptomycota di laboratorium sehingga mudah dipelajari. Bila terbukti spesies baru, siswa sekolah menengah harus bersiap dengan tambahan materi di pelajaran Biologi.

Jejak Astronomi Borobudur




KOMPAS IMAGES/FIKRIA HIDAYATCandi Borobudur dengan stupa induk sebagai puncak candi di tengah kabut pagi difoto dari Puntuk Situmbu, Dusun Kurahan, Desa Karang Rejo, Kecamatan Borobudur, Magelang, Jawa Tengah, Kamis (27/5/2010). Candi Borobudur dibangun sekitar abad VIII pada masa wangsa Syailendra berkuasa. Tahun 1991 Candi Borobudur ditetapkan sebagai Warisan Dunia oleh UNESCO.
KOMPAS.com — Kemegahan Candi Borobudur tidak hanya menunjukkan kemampuan rancang bangun nenek moyang bangsa Indonesia yang mengagumkan. Penempatan stupa terawang maupun relief di dinding Borobudur ternyata menunjukkan penguasaan mereka terhadap ilmu perbintangan alias astronomi.
Penelitian selama 2,5 tahun yang dilakukan Tim Arkeoastronomi Borobudur, Institut Teknologi Bandung, menunjukkan, stupa utama candi Buddha terbesar di dunia itu berfungsi sebagai gnomon (alat penanda waktu) yang memanfaatkan bayangan sinar Matahari. Stupa utama yang merupakan stupa terbesar terletak di pusat candi di tingkat 10 (tertinggi).
Stupa utama dikelilingi 72 stupa terawang yang membentuk lintasan lingkaran di tingkat 7, 8, dan 9. Bentuk dasar ketiga tingkat itu plus tingkat 10 adalah lingkaran, bukan persegi empat sama sisi seperti bentuk dasar pada tingkat 1 hingga tingkat 6.
Jumlah stupa terawang pada tingkat 7, 8, dan 9 secara berurutan adalah 32 stupa, 24 stupa, dan 16 stupa. Jarak antarstupa diketahui tidak persis sama. Pengaturan jumlah dan jarak antarstupa diduga memiliki tujuan atau makna tertentu.
"Jatuhnya bayangan stupa utama pada puncak stupa terawang tertentu pada tingkatan tertentu menunjukkan awal musim atau mangsa tertentu sesuai Pránatamangsa (sistem perhitungan musim Jawa)," kata Ketua Tim Arkeoastronomi ITB Irma Indriana Hariawang di Jakarta, Rabu (18/5/2011).
Tim beranggotakan satu dosen dan empat mahasiswa Astronomi ITB, satu mahasiswa Matematika ITB, dan seorang peneliti Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional. Temuan mereka dimuat dalam prosiding 7 International Conference on Oriental Astronomy di Tokyo, Jepang, pada September 2010.(M Zaid Wahyudi)

Sabtu, 21 Mei 2011

Kabar Gembir, Lubang Ozon Mengecil

Untuk pertama kalinya, ilmuwan menemukan bukti yang meyakinkan bahwa lubang raksasa akibat polusi kimia di lapisan ozon terus menyusut. Artinya, kebijakan Protokol Montreal yang diterapkan sejak 22 tahun lalu menuai hasil.

Pada protokol yang ditandatangani tahun 1989 disepakati penggunaan chlorofluorocarbons(CFC), bahan beracun yang biasa digunakan pada penyejuk udara dan lemari es tidak boleh lagi digunakan.

Dari penelitian, pelarangan itu telah membantu planet Bumi memulihkan sebagian lapisan ozon pelindungnya.

Sebagai informasi, lubang ozon bukanlah benar-benar lubang, melainkan sebuah kawasan di atas kutub di mana lapisan ozon yang umumnya memiliki kandungan molekul O3 setebal sekitar 24 kilometer tergerus menjadi sangat tipis. Padahal, lapisan ini merupakan pelindung planet Bumi dari radiasi sinar Matahari.

Bukti-bukti bahwa lapisan ozon, khususnya di kawasan kutub selatan kembali menebal merupakan kabar gembira bagi kehidupan di dunia. Pasalnya, lapisan ozon mampu menyerap hingga 99 persen sinar ultraviolet frekuensi tinggi hingga Bumi bisa dihuni makhluk hidup.

Sebelum ini, ilmuwan pakar atmosfir menemukan bahwa jumlah CFC yang menyebabkan penipisan ozon di startosfir (salah satu lapisan di ketinggian antara 8 sampai 50 kilometer) di atas kutub utara, terus menurun.

Peneliti memperkirakan penurunan jumlah CFC berpotensi meningkatkan ketebalan lapisan ozon di kawasan itu. Namun selama ini peneliti belum bisa memastikannya. Salah satu alasannya, ketebalan lapisan ozon berfluktuasi secara dramatis dari musim ke musim. Sehingga besarnya lubang ozon sulit dilakukan.

Kini, sekelompok peneliti lingkungan yang diketuai Murry Salby, dari Macquarie University, Sydney, Australia, berhasil menemukan penyebab terjadinya fluktuasi ketebalan ozon. Dengan menghilangkan fluktuasi itu dari data yang dikumpulkan, peneliti bisa menghasilkan data perubahan sistematik pada lapisan ozon kutub selatan.

Pada laporan yang dipublikasikan di jurnal Geophysical Research Letters, peneliti mengalkulasi, kini lubang ozon di atas kutub selatan telah menyusut hingga 15 persen dibandingkan pada saat lubang ozon mencapai titik maksimalnya di tahun 1990-an.

“Temuan ini merupakan bukti yang dihasilkan dari penelitian yang meyakinkan seputar pulihnya lapisan ozon,” kata Adrian McDonald, ilmuwan pakar atmosfir dari University of Canterbury, Christchurch, Selandia Baru, seperti dikutip dari LifeLittleMysteries, 20 Mei 2011.

McDonald menyebutkan, temuan ini merupakan contoh di mana jika signifikansi data-data statistik cukup tinggi, Anda bisa melihat pola dengan lebih jelas dan  bisa meyakini data tersebut. (umi)



sumber : VIVAnews.com

lmuwan Indonesia Temukan Teknik Reboisasi Baru

Dr. Herry Sutjahjo Utomo, ilmuwan dan peneliti asal Indonesia yang menjadi dosen tetap di Louisiana State University, Amerika Serikat, berhasil mengembangkan teknik baru untuk mengurangi erosi pantai. Ia menggunakan cordgrass (Spartina), tanaman sejenis rumput yang biasa tumbuh di daerah pantai barat Samudera Atlantik, Selatan Eropa, Barat Laut dan Selatan Afrika serta Amerika. Ia memodifikasi tanaman tersebut secara genetik.

Bibit unggul cordgrass tersebut sudah diujicobakan di Marsh Island, teluk Vermilion, yang terletak sekitar 150 km barat daya New Orleans. Berbeda dengan teknik reboisasi yang lazim dipakai, penyebaran bibit cordgrass ini dilakukan dengan menggunakan pesawat terbang. Tujuan uji coba itu adalah untuk menemukan cara yang lebih murah, mudah, dan cepat untuk menghasilkan vegetasi unggul yang bisa memberikan perlindungan dari ancaman erosi.

Teknik baru ini dianggap sangat cocok untuk mengatasi kerusakan habitat akibat badai yang terjadi hampir setiap tahun. Karena dengan menggunakan pesawat terbang, biaya yang diperlukan untuk melakukan reboisasi bisa ditekan. Waktu yang dibutuhkan untuk menebar bibit pun jauh lebih singkat, hanya 10 detik. Sehingga dalam satu hari ribuan hektar bisa direboisasi.

Daerah rawa-rawa di pantai Louisiana sendiri saat ini terancam abrasi parah. Diperkirakan setiap 38 menit, tanah seluas lapangan sepak bola hilang ditelan laut. Apabila kejadian ini terus berlangsung, 50 tahun yang akan datang Louisiana akan kehilangan 1.295 km persegi (setara dengan seperempat luas pulau Madura) wilayah pantainya.

Dr. Utomo berharap, suatu saat nanti teknik yang dikembangkannya ini dapat pula diterapkan di Indonesia untuk membantu penghijauan kembali hutan tropis di berbagai pulau. (Sumber: Sindo, Padang Today)

Ditemukan, 10 Planet Baru di Galaksi Bima Sakti

Wellington: Sepuluh planet baru "mengambang" melalui galaksi ditemukan tim astronom internasional yang dipimpin ilmuwan Selandia Baru. Kesepuluh planet berukuran Jupiter itu merupakan penemuan baru dalam sejarah Galaksi Bima Sakti. Penemuan menggunakan perangkat lunak yang dikembangkan ilmuwan komputer Universitas Massey, Wellington, Australia.

"Mereka planet raksasa di galaksi kita, sekitar ukuran Jupiter. Ternyata selam ini kesepuluh planet tersebut berada di suatu tempat di antara kita dan bintang-bintang," kata Ian Bond, seorang Astro Fisika, belum lama ini. Planet-planet itu diyakini berjarak sekitar dua-pertiga dari pusat galaksi, berjarak sekitar 25.000 tahun cahaya.

Jika mereka terlihat dengan mata telanjang, planet-planet itu akan menjadi gelap gulita, karena mereka tidak memancarkan cahaya. Planet baru ini bisa saja dikeluarkan dari sistem surya karena pertemuan gravitasi dekat dengan planet lain atau bintang. Kemungkinan besar planet baru tumbuh dari keruntuhan bola gas dan debu, tapi tak memiliki massa untuk menyalakan bahan bakar dan menghasilkan cahaya bintang sendiri.

Temuan itu menyebabkan para peneliti beraharap planet mengambang bebas seukuran Bumi yang dapat mendukung kehidupan. Meskipun hingga saat ini kemungkinan itu kecil, planet semacam itu belum terdeteksi.(Xinhua/AIS)
sumber: Liputan6.com

Rabu, 18 Mei 2011

Gempa Terbesar di Dunia

Berikut ini adalah gempa bumi terbesar dalam sejarah menurut website layanan survei geologi Amerika Serikat.
 
-9,5 SR terjadi di Cile pada 5 Mei 1960 di pantai selatan Cile menewaskan 1.600 orang dan 2 juta orang kehilangan rumah. 

-9,2 SR terjadi di Alaska, AS pada 27 Maret 1964 menewaskan 128 orang dan kota terbesar di negara bagian itu, Kota Anchorage rusak parah.

-9,1 SR terjadi di Aceh, Indonesia pada 26 Desember 2004 menewaskan 220.000 orang dan merusak kawasan pantai negara-negara di Samudra India.

-9,0 SR terjadi di Rusia pada 4 November 1952 di wilayah pantai Semenanjung Kamchatka di timur jauh Rusia. Gempa itu menimbulkan gelombang tsunami di Pasifik.

-9,0 SR terjadi di Peru pada 13 Augustus 1868. Pelabuhan Arica yang kini menjadi bagian dari Cile dihantam gempa tersebut.

-9,0 SR terjadi di Amerika Utara pada 26 Januari 1700 merusak garis pantai sepanjang 1.000 kilometer akibat tsunami yang terjadi di Samudra Pasifik dan merusak desa-desa pinggir pantai di Jepang.

-8,9 SR terjadi di Jepang pada 11 Maret 2011. Gempa tektonik di timur laut Jepang ini menimbulkan tsunami setinggi 10 meter yang merusak apa saja yang dilaluinya.

-8,8 SR terjadi di pantai Cile pada 27 Februari 2010 yang menimbulkan tsunami hingga menewaskan lebih dari 500 orang, sebagian besar yang tinggal di wilayah pantai Maule yang terletak 400 kilometer barat laut ibu kota Santiago.

-8,8 SR terjadi di Ekuador pada 31 Januari 1906 menghantam dan merusak wilayah pantai Ekuador dan Kolombia dan getarannya terasa sampai di San Francisco, AS. 

-8,7 SR terjadi di Alaska pada 4 Februari 1965 dan merusak daerah Kepulauan Rat serta menimbulkan tsunami setinggi 10 meter.

-8,7 SR terjadi di Portugal pada 1 November 1755. Ibu kota Lisabon diguncang gempa saat banyak orang sedang berada di gereja. Seperempat dari penduduk kota itu tewas.

-8,7 SR terjadi di Cile pada 8 Juli 1730. Gempa itu menghantam Kota Valparaiso, 120 kilometer barat laut ibu kota Santiago. Gempa itu menimbulkan tsunami yang menghantam garis pantai sepanjang lebih dari 1.000 kilometer.

Penelitian Gempa Selat Sunda Masih Minim





Selat Sunda berada di atas zona subduksi lempeng Indo-Australia dan Eurasia serta subduksi miring di barat Sumatera dan subduksi tegak di selatan Jawa. Pelepasan energi dari pergerakan lempeng Indo-Australia ke utara dengan kecepatan 6 cm/tahun bisa menimbulkan gempa yang bisa mengguncang Jakarta dengan kekuatan 8,7 skala Richter (SR).

Berkaitan dengan ancaman gempa tersebut, peneliti Pusat Penelitian Geoteknologi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Danny Hilman Natawijaya, mengatakan, ada beberapa langkah yang perlu dilakukan sebab sampai saat ini masih belum ada banyak data kegempaan di Selat Sunda.
Menurut Danny, salah satu yang perlu dilakukan adalah pemasangan jaringan GPS. "Seperti di Mentawai itu, kan, ada 40 stasiun. Di Selat Sunda jaringan GPS itu juga harus diperbanyak," kata Danny. GPS dipakai untuk mengetahui koordinat wilayah yang diguncang gempa.
Danny mengatakan, pemasangan jaringan seismik dan penelitian geologi untuk memetakan patahan juga perlu dilakukan. Dia mengatakan, saat ini penelitian gempa Selat Sunda masih minim.
"Jika dibandingkan dengan Sumatera, belum ada apa-apanya. Yang terpenting dilakukan adalah keseriusan dalam mendata," katanya.
Sementara itu, sebagai wilayah yang berpotensi diguncang gempa akibat aktivitas seismik di Selat Sunda, Jakarta juga harus mempersiapkan diri. Antisipasi gempa di Jakarta berguna sebab Jakarta memiliki aset dan teknologi yang akan memengaruhi seluruh negara jika rusak akibat gempa.
Bicara tentang gempa besar, tercatat dalam buku Hikayat Jakarta karya Willard A Hanna bahwa pada tahun 1699, Jakarta pernah diguncang gempa besar yang merusak gedung serta mengganggu persediaan dan penyaluran air bersih. Gempa berkekuatan 8 skala Richter juga pernah mengguncang Jakarta pada 7 Februari 1903. Setelah itu, belum ada laporan gempa besar lain yang mengguncang Ibu Kota.

sumber : Kompas.com

Selasa, 17 Mei 2011

Lebah Pendeteksi Bom

Lebah Pendeteksi Bom

Racun pada lebah ternyata bisa digunakan untuk mendeteksi bom. Penggunaan teknologi dengan teknik ini segera dipatenkan.

Peneliti dari Massachuseetts Institute of Technology (MIT) menemukan ada fragmen protein dalam racun lebah, yang disebut bombolitin, dapat mendeteksi bahan peledak, seperti TNT. 

Pada saat percobaan tim MIT melapisi bagian dalam tabung karbon dengan bombitin. Kemudian, tabung itu diletakkan di sekitar sampel udara yang diambil dari sekitar berbagai bahan peledak.

Tim mendapati perubahan panjang gelombang pendaran cahaya tabung berubah ketika molekul nitroaromatik dari bahan peledak bersatu dengan protein dari lebah. Perubahan ini tak kasat mata, tapi dapat dideteksi dengan mikroskop khusus.

Tim MIT bukan hanya dapat mendeteksi adanya bahan peledak. Mereka juga dapat membedakan tipe-tipe bahan peledak dengan menggunakan kombinasi tabung karbon dengan berbagai bombitin.

Pendeteksi bahan peledak yang saat ini dipakai di bandara mampu menganalisis partikel di udara. Tetapi, sensor belum dapat mendeteksi pada level molekul. Ketika dipadankan dengan sensor yang sudah ada di bandara, bombitin akan meningkatkan sensitivitas sensor, membuatnya lebih efektif.

Beberapa perusahaan komersial serta militer sudah menyatakan tertarik dengan temuan ini. Teknologinya sendiri saat ini sedang dalam proses mendapatkan paten. (Sumber: Discovery News)

Senin, 16 Mei 2011

Sinar-X, Penolong yang Berbahaya

Sinar-X, Penolong yang Berbahaya


Sinar-X dipakai dalam dunia medis, juga dunia keamanan. Sinar-X sudah terbukti membantu, meskipun pada praktiknya mengandung berbagai bahaya.

Sinar-X memiliki gelombang yang pendek sehingga dapat membawa energi yang sangat banyak. Ketika manusia terkena sinar-X, terjadi radiasi pengion. Saat itu, elektron terlepas dari orbitnya, yakni mengelilingi inti atom. Saat terlepas, muncul ion yang dapat merusak atom-atom lain dalam sel. Kerusakan dalam sel itu dapat menyebabkan mutasi saat replikasi. Akhir cerita bisa berakhir buruk dengan munculnya kanker.

Untungnya, sel manusia punya kemampuan memperbaiki diri setelah terkena sinar-X dalam waktu singkat. Sayangnya, anak-anak lebih rentan terhadap radiasi ini. Sel pada anak-anak lebih sering membelah ketimbang sel orang dewasa, membuat anak-anak memiliki kemungkinan mutasi yang besar. Selain itu, efek radiasi bisa muncul akibat kumulasi eksposur.

Eksposur dapat dicegah. Ilmuwan sendiri sudah membuat cara agar eksposur yang terjadi sangat minimal pada saat tindakan tertentu.

Potensi sinar-X mulai muncul pada tahun 1895 oleh Wilhelm Röntgen. Ahli fisika asal Jerman itu meletakkan berbagai benda di antara katoda untuk plat yang dapat merekam gambar. Di antara berbagai benda itu, adalah tangan istrinya.

Ia ingin tahu bagaimana tangan istrinya terlihat ketika dikenai pada sinar misterius. Ternyata, gambar yang terekam pada plat adalah gambar tulang dan daging, mirip gambar sinar-X yang saat ini kita lihat. Gambar tangan Anna Berthe Röntgen, nama istri Röntgen, merupakan gambar yang pertama kali dihasilkan sinar-X. Nama "Röntgen" pun diabadikan sebagai nama untuk pemotretan dengan sinar-X. (Sumber: How Stuff Works)

Ikan Karang dan Karang Spesies Baru Ditemukan di Bali


Ikan Karang dan Karang Spesies Baru Ditemukan di Bali

Jenny Huang
Ilmuwan dari Conservation International menemukan delapan spesies ikan karang baru dan satu spesies karang baru di Bali. Spesies-spesies tersebut diyakini merupakan spesies khas Bali, bukan migrasi dari wilayah lain.

Spesies ikan itu meliputi golongan belut, damsels, serta ikan warna-warni. "Kami telah melakukan survei kelautan di 33 tempat di Bali dan berhasil mengidentifikasi 952 ikan karang dan kami menemukan delapan spesies baru," kata penasehat tim peneliti Mark van Nydeck Erdmann.

Survei kelautan dilakukan di kawasan wisata populer timur laut Tulamben, kawasan Dicing, Nusa Dua, Gili Manuk, dan Pemuteran pada kedalaman 10 hingga 70 meter. Hasil penelitian dinilai mengejutkan sebab Bali ternyata memiliki biodiversitas ikan yang tinggi.

Spesies ikan karang baru yang ditemukan belum dinamai, tetapi masing-masing masuk dalam genus SiphamiaHeteroconger,ApogonParapercisMeiacanthusManonichthysGrallenia, dan Pseudochromis. Sementara jenis karang yang ditemukan masuk dalam golongan Euphyllia.

Karena jenis ikan ini pertama kali ditemukan di Bali, ilmuwan berasumsi bahwa semua spesies tersebut khas Bali. Bersama penemuan itu, ilmuwan menyatakan bahwa kondisi terumbu karang saat ini lebih baik daripada 20 tahun lalu.

Di tengah penemuan spesies ikan baru itu, ternyata beberapa jenis ikan komersial, seperti kerapu, napoleon, dan hiu, sudah sulit ditemukan. Hal ini membuktikan adanya penangkapan ikan yang berlebihan sehingga menuntut pengendalian penangkapan. (Yunanto Wiji Utomo)

Sumber: Kompas.com

Pengikut